PENGARUH BAHAN ORGANIK TANAH
TERHADAP TUMBUHAN
I.
LATAR BELAKANG
Bahan organik yang berasal dari sisa
tanaman mengandung bermacam- macam unsur hara yang dapat dimanfaatkan kembali
oleh tanaman jika telah mengalami dekomposisi dan mineralisasi. Sisa tanaman ini
memiliki kandungan unsur hara yang
berbeda kualitasnya tergantung pada tingkat kemudahan dekomposisi serta
mineralisasinya. Unsur hara yang terkandung dalam sisa bahan tanaman baru bisa
dimanfaatkan kembali oleh tanaman apabila telah mengalami dekomposisi dan
mineralisasi.
Pemberian bahan organik ke dalam tanah
memberikan dampak yang baik terhadap
tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang positif
apabila tempat tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi yang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangannya.
Bahan organik yang ditambahkan ke dalam
tanah menyediakan zat pengatur tumbuh tanaman yang memberikan keuntungan bagi
pertumbuhan tanaman seperti vitamin, asam amino, auksin dan giberelin yang
terbentuk melalui dekomposisi bahan organik (Brady, 1990).
Bahan organik yang ditambahkan ke dalam
tanah mengandung karbon yang tinggi. Pengaturan jumlah karbon di dalam tanah
meningkatkan produktivitas tanaman dan keberlanjutan umur tanaman karena dapat
meningkatkan kesuburan tanah dan penggunaan hara secara efisien. Selain itu
juga perlu diperhatikan bahwa ketersediaan hara bagi tanaman tergantung pada
tipe bahan yang termineralisasi dan hubungan antara karbon dan nutrisi lain
(misalnya rasio antara C/N, C/P, dan C/S) (Delgado dan Follet, 2002).
1)
Definisi Bahan Organik
Bahan
organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang
atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi
maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia
heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.
2)
Sumber Bahan Organik Tanah
Bahan
organik tanah dapat berasal dari:
a. Sumber
primer, yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa: (a) daun,
(b) ranting dan cabang, (c) batang, (d) buah, dan (e) akar.
b. Sumber
sekunder, yaitu: jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan
mikrofauna.
c. Sumber
lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk kandang, (b)
pupuk hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk hayati.
d. Humus
Humus dapat
didefinisikan sebagai senyawa kompleks asal jaringan organik tanaman (flora)
dan atau fauna yang telah dimodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang
bersifat agak resisten terhadap pelapukan, berwarna coklat, amorfus (tanpa
bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.
Ciri-Ciri Humus
Beberapa ciri dari
humus tanah sebagai berikut:
1)
bersifat koloidal (ukuran kurang dari 1
mikrometer), karena ukuran yang kecil menjadikan humus koloid ini memiliki luas
permukaan persatuan bobot lebih tinggi, sehingga daya jerap tinggi melebihi
liat. KTK koloid organik ini sebesar 150 s/d 300 me/100 g yang lebih tinggi
daripada KTK liat yaitu 8 s/d 100 me/100g. Humus memiliki daya jerap terhadap
air sebesar 80% s/d 90% dan ini jauh lebih tinggi daripada liat yang hanya 15%
s/d 20%. Humus memiliki gugus fungsional karboksil dan fenolik yang lebih
banyak.
2)
daya kohesi dan plastisitas rendah, sehingga
mengurangi sifat lekat tanah dan membantu granulasi aggregat tanah.
3)
Tersusun dari lignin, poliuronida, dan
protein kasar.
4)
berwarna coklat kehitaman, sehingga
dapat menyebabkan warna tanah menjadi gelap.
Penggunaan bahan organik telah terbukti
banyak meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian Duong et al. (2006)
yang memberikan kompos berupa jerami pada tanaman padi sudah memberikan
pengaruh setelah 30 hari diaplikasikan. Selain itu, juga ditemukan dampak
positif lain seperti meningkatkan ketersediaan makro dan mikronutrien bagi
tanaman (Aguilar et al., 1997)
II.
TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
menyelesaikan tugas individu mata kuliah Tanah dan Pemupukan
2. Memberikan
informasi dasar mengenai pengaruh bahan organik terhadap tumbuhan
3. Memberikan
informasi dasar cara mengembangkan bahan organik
4. Sebagai
acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya
III.
INTI
Mikro
organisme lokan atau MOL
1. MOL
sabut kelapa
Mol sabut kelapa sangat
kaya akan kandungan K, berikut ini tahapan cara pembuatan nya :
a. Bahan-bahan
:
1)
Sabut kelapa
2)
Air bersih
b. Cara
pembuatan :
1)
Masukkan sabut kelapa kedalam drum,
jangan sampai penuh
2)
Masukkan air sampai semua sabut kepala
rendam air.
3)
Drum ditutup dan biarkan selama dua
minggu.
4)
Air yang sudah berwarna coklat kehitaman
digunakan sebagai MOL.
c. Pemakaian
MOL bisa disiramkan
atau disemprotkan ketanaman.
2. Mol
batang pisang
Mol batang pisang
sangat kaya akan kandungan P, berikut ini tahapan cara pembuatan nya :
a. Bahan-bahan
:
1)
5 kg batang pisang
2)
1 kg gula merah
3)
10 liter air beras
b. Cara
pembuatan :
Cacah batang pisang
kemudian tumbuk. Campurkan gula merah yang telah diiris kedalam air beras.
Campur dengan tumbukan batang pisang, aduk kemudian permentasi 14-21 hari
c. Pemakaian
Sebelum digunakan,
saring MOL batang pisang kemudian larutkan MOL kedalam air dengan perbandingan
4 : 17, aduk, semprotkan pada tanaman.
3. MOL
akar kacang tanah
Mol akar kacang tanah
sangat kaya akan kandungan N, berikut ini tahapan cara pembuatan nya :
a. Bahan-bahan
:
1)
5 kg akar kacang tanah
2)
MOL lokal buatan sendiri
3)
5 kg rumput marenggo, bandotan, daun
bamboo kering, daun salam, daun sirsak
4)
30 liter air kelapa
5)
1 kg air gula
6)
Urine sapi
b. Cara
pembuatan :
1)
Masukkan semua bahan kedalam tong, tutup
rapat dengan plastic.
2)
Biarkan selama 2-3 minggu.
3)
Setelah 2-3 minggu, pupuk disaring
sampai bersih, dan siap dipakai.
c. Pemakaian
Penggunaan setiap 1 liter pupuk
cair dicampur dengan 15-20 liter air.
Best Hotels Near Harrah's Casino and Cherokee Casino, NC
BalasHapusHotels near Harrah's Casino 사천 출장샵 and 하남 출장마사지 Cherokee Casino, NC · The Wyndham Cherokee · Casino at North 인천광역 출장안마 Carolina North Carolina · 남원 출장마사지 Holiday Inn Suites by 충주 출장샵 Wyndham Cherokee.