Selasa, 13 November 2012

MAKALAH TANAH DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA


MAKALAH TANAH DAN PEMUPUKAN
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULAR PADA TANAMAN





DI SUSUN OLEH :
FAHRIZAL  NOOR
NIREM : 05.1.4.12.0374

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2012
                                                         MAKALAH
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULAR PADA TANAMAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
  Penggunaan pupuk buatan secara terus-menerus dapat menyebabkan pencemaran sumber-sumber air yang berarti penurunan kualitas lingkungan. Pupuk buatan yang digunakan selama ini adalah menyebabkan rusaknya struktur tanah akibat pemakaian pupuk buatan yang terus menerus sehingga perkembangan akar tanaman menjadi tidak sempurna. Hal ini juga akan memberi dampak terhadap produksi tanaman yang diusahakan pada tanah yang biasa diberikan pupuk buatan. Begitu juga dari efek sarana produksi terhadap lingkungan telah banyak dirasakan oleh masyarakat petani, penggunaan pupuk buatan yang terus menerus menyebabkan ketergantungan dan lahan mereka menjadi lebih sukar untuk diolah. Oleh sebab itu perlu di cari suatu alternatif yang dapat menghemat atau mengurangi penggunaan pupuk buatan. Salah satu cara untuk menggantikan sebagian atau seluruh fungsi pupuk buatan tersebut adalah dengan memanfatkan pupuk hayati berupa Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA).
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa CMA mampu meningkatkan serapan hara, baik hara makro maupun hara mikro, sehingga penggunaan CMA dapat dijadikan sebagai alat biologis untuk mengurangi dan mengefisienkan penggunaan pupuk buatan. De La Cruz (1981) dalamKhairil membuktikan bahwa CMA mampu menggantikan kira-kira 50% penggunaan fosfat, 40% nitrogen dan 25% kalium. Meningkatnya efisien pemupukan dengan adanya CMA di akar tanaman, karena CMA dapat memperpanjang dan memperluas jangkauan akar terhadap penyerapan unsur hara, maka serapan hara tanamanpun meningkat sehingga hasil tanaman juga akan meningkat. Selain itu, menurut Subiksa (2002) dalam Khairl pemanfaatan CMA juga diyakini mampu memperbaiki kondisi tanah. Rehabilitasi lahan kritis dapat dilakukan dengan tanaman bermikoriza, baik untuk tanaman pangan, perkebunan, penghijauan maupun hutan tanaman industri.

            Berdasarkan latar belakang tersebut akan kami kaji lebih lanjut dalam makalah yang berjudul Pemanfaatan Pupuk Hayati Cendawan Mikoriza Arbuskular Pada Tanaman berikut ini.

B.                 Rumusan Masalah
            Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat kami susun adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara kerja cendawan mikoriza arbuskular ?
2.      Bagaimana manfaat cendaawan mikoriza arbuskular terhadap tanaman ?

C.                Tujuan
            Dalam rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya:
1.      Untuk mengetahui bagaimana cara kerja cendawan mikoriza arbuskular ?
2.      Untuk mengetahui bagaimana manfaat cendaawan mikoriza arbuskular terhadap tanaman ?

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Pengertian

Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) merupakan asosiasi antara cendawan tertentu dengan akar tanaman dengan membentuk jalinan interaksi yang komplek. Mikoriza berasal dari karta miko (mykes= cendawan) dan rhiza yang berarti akar. Mikoriza dikenal dengan jamur tanah karena habitatnya berada di dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rizosfer). Selain disebut sebagai jamur tanah juga biasa dikatakan sebagai jamur akar. Keistimewaan dari jamur ini adalah kemampuannya dalam membantu tanaman untuk menyerap unsur hara terutama unsur hara Phosphates (P) (Syib’li, 2008) dalam Khairil. Mikoriza merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistik antar cendawan dengan akar tanaman. Baik cendawan maupun tanaman sama-sama memperoleh keuntungan dari asosiasi ini. infeksi ini antara lain berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yang lebih baik. Dilain pihak, cendawan pun dapat memenuhi keperluan hidupnya (karbohidrat dan keperluan tumbuh lainnya) dari tanaman inang.
     
B.     Cara kerja Cendawan Mikoriza Arbiskular
 Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokkam ke dalam tiga tipe :
1.        Ektomikoriza
2.        Ektendomikoriza
3.        Endomikoriza
Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel jarinagan korteks membentuk struktur seperrti pada jaringan Hartiq.
Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza yang lain. Ciri-cirinya antara lain  adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan Hartiq, hifa dapat menginfeksi dinding sel  korteks dan juga sel-sel korteknya. Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoiza tipe ini sangat terbatas.
Endomokoriza mempunyai sifat-sifat antar lain akar yang kena infeksi tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam individu sel jaringan koretks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut arbuscules (arbuskul) (Brundrett, 2004)
Cendawan CMA membentuk organ-organ khusus dan mempunyai perakaran ynag spsipik. Organ khusus tersebut adalah arbuskuk (arbuscule), vesikel (vesicle) dan spora. Berikut ini dijelaskan sepintas lalu mengenai struktur dan fungsi dari organ tersebut serta penjelasan lain (Pattimahu, 2004).
1.      Vesikel (Vesicle)
Vesikel merupakan struktur cendawan yang berasal dari pembengkakan hifa internal secara terminal dan interkalar, kebanyakan berbentuk bulat telur, dan berisi banyak senyawa lemak sehingga merupakan organ penyimpanan cadangan makanan dan pada kondisi tertentu dapat berperan sebagai spora atau alat untuk mempertahankan kehidupan cendawan. Tipe CMA vesikel memiliki fungsi yang paling menonjol dari tipe cendawan mikoriza lainnya. Hal ini dimungkinkan karena kemampuannya dalam berasosiasi dengan hampir 90 % jenis tanaman, sehingga dapat digunakan secara luas untuk meningkatkan probabilitas tanaman (Pattimahu, 2004).
2.      Arbuskul
Cendawan ini dalam akar membentuk struktur khusus yang disebut arbuskular. Arbuskula merupakan hifa bercabang halus yang dibentuk oleh percabangan dikotomi yang berulang-ulang sehingga menyerupai pohon dari dalam sel inang (Pattimahu, 2004).
Arbuskul merupakan percabangaan dari hifa masuk kedalam sel tanaman inang. Masuknya hara ini ke dalam sel tanaman inang diikuti ole peningkatan sitoplasma, pembentukan organ baru, penbengkokan inti sel, peningkatan resrpurasi dan aktivitas emzim.
Hifa intraseluler yang telah mencapaisel korteks yang lebih dalam letaknya akan menebus dinding sel dan mambentuk sistem percabangan hifa yang kompleks, taampak seperti pohon kecil yang mempunyai cabang-cabang yang dibenamakan Arbuskul. Arbuskul dianggap hara dua arah antara simbion cendawan dan tanaman inang.
Mosse dan Hepper (1975) mengamati bahwa struktur yang dibentuk pada akar-akar muda adalah Arbuskul. Dengan bertambahnya umur, Arbuskul ini berubah menjadi suatu struktur yang menggumpal dan cabang-cabang pada Arbuskul lama kelamaan tidak dapat dibedakan lagi. Pada akar yang telah dikolonisasi oleh CMA dapat dilihat berbagi Arbuskul dewasa yang dibentuk berdasarkan umur dan letaknyaa. Arbuskul dewasa terletak dekat pada sumber unit kolonisasi tersebut.
3.      Spora
Spora terbentuk pada ujung hifa eksternal. Spora ini dapat dibentuk secara tunggal, berkelompok atau di dalam sporokarp tergantung pada jenis cendawannya.

Perkecanbahan spora sangat sensitif tergantung kandungan logam berat di dalam tanah dan juga kandungan Al. kandungan Mn juga mempengaruhi pertumbuhan miselium. Spora dapat hidup di dalam tanah beberapa bulan sampai sekarang beberapa tahun. Namun untuk perkembangan CMA memerlukan tanaman inang. Spora dapat disimpan dalam waktu yang lama sebelum digunakan lagi (Mosse, 1981).

C.    Manfaat Cendawan Mikoriza Arbuskular terhadap tanaman
Cendawan mikoriza arbuskular memiliki manfaat antara lain :
1.      Peningkatan penyerapan Unsur Hara
Tanaman yang bermikoriza tumbuh lebih baik dari tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab utama adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro. Selain daripada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman (Anas, 1997).
Selain daripada membentuk hifa internal, mikoriza juga membentuk hifa ekternal. Pada hifa ekternal akan terbentuk spora, yang merupakan bagian penting bagi mikoriza yang berada diluar akar. Fungsi utama dari hifa ini adalah untuk menyerap fospor dalam tanah. Fospor yang telah diserap oleh hifa ekternal, akan segera dirubah manjadi senyawa polifosfat. Senyawa polifosfat ini kemudian dipindahkan ke dalam hifa internal dan arbuskul. Di dalam arbuskul. Senyawa polifosfat ini kemudian dipindahkan ke dalam hifa internal dan arbuskul. Di dalam arbuskul senyawa polifosfat dipecah menjadi posfat organik yang kemudian dilepaskan ke sel tanaman inang. Dengan adanya hifa ekternal ini penyerapan hara terutama posfor menjadi besar dibanding dengan tanaman yang tidak terinfeksi dengan mikoriza. Peningkatan serafan posfor juga disebabkan oleh makin meluasnya daerah penyerapan, dan kemampuan untuk mengeluarkan suatu enzim yang diserap oleh tanaman. Perbaikan pertumbuhan tanaman karena mikoriza bergantung pada jumlah fosfor yang tersedia di dalam tanah dan jenis tanamannya. Pengaruh yang mencolok dari mikoriza sering terjadi pada tanah yang kekurangan fosfor.
Efisiensi pemupukan P sangat jelas meningkat dengan penggunaan mikoriza. Hasil penelitian Mosse (1981) menunjukkan bahwa tanpa pemupukan. TSP produksi singkong pada tanaman yang tidak bermikoriza kurang dari 2 g, sedangkan ditambahkan TSP pada takaran setara dengan 400-kg P/ha, masih belum ada peningkatan hasil singkong pada perlakuan tanpa mikoriza. Hasil baru meningkat bila 800 kg P/ha ditambahkan. Pada tanaman yang diinfeksi mikoriza,penambahan TSP setara dengan 200 kg P/ha saja telah cukup meningkatkan hasil hampir 5 g. penambahan pupuk selanjutnya tidak begitu nyata meningkatkan hasil.
2.      Peningkatan Ketahanan terhadap Kekeringan
Tanaman yang bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan dari pada yang tidak bermikoriza. Rusaknya jaringan korteks akibat kekeringan dan matinya akar tidak akan permanen pengaruhnya pada akar yang bermikoriza.  Setelah periode kekurangan air (water stress), akar yang bermikoriza akan cepat kembali normal. Hal ini disebabkan karena hifa cendawan mampu menyerap air yang ada pada pori-pori tanah saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air. Penyebaran hifa yang sangat luas di dalam tanah menyebabkan jumlah air yang diambil meningkat (Anas, 1997).

3.      Lebih Tahan terhadap Serangan Patogen Akar
Terbungkusnya permukaan akar oleh mikoriza menyebabkan akar terhindar dari serangan hama dan penyakit. Infeksi patogen akar terhambat. Tambahan lagi mikoriza menggunakan semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok bagi patogen. Dilain pihak, cendawan mikoriza ada yang dapat meleaskan antibiotik yang dapat mematikan patogen (Anas,1997).
Mikoriza sangat mengurangi perkembangan penyakit busuk akar yang disebabkan oleh Phytopthora cenamoni. Demikian pula mikoriza telah dilaporkan dapat mengurangi serangan nematode.
Jika terhadap jasad renik berguna, CMA memberikan sumbangan yang menguntungkan, sebaliknya terhadap jasad renik penyebab penyakit CMA justru berperan sebagai pengendali hayati yang aktif terutama terhadap serangan patogen akar (Huang et al., 1993). Interaksi sebenarnya antara CMA, patogen akar, dan inang cukup kompleks dan kemampuan CMA dalam melindungi tanaman terhadap serangan patogen tergantung spesies, atau strain cendawan CMA dan tanaman yang terserang (Mosse, 1981).
4.      Produksi Hormon dan zat Pengatur Tumbuh
Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa cendawan mikoriza dapat menghasilkan hormon seperti, sitokinin dan giberalin. Zat pengatur tumbuh seperti vitamin juga pernah dilaporkan sebagai hasil metabolisme cendawan mikoriza (Anas, 1997).

5.      Manfaat Tambahan dari Mikoriza
Penggunaan inokulum yang tepat dapat menggantikan sebagian kebutuhan pupuk. Sebagai contoh mikoriza dapat menggantikan kira-kira 50% kebutuhan fosfor, 40% kebutuhan nitrogen, dan 25% kebutuhan kalium untuk tanaman lamtoro
Penggunaan mikoriza lebih menarik ditinjau dari segi ekologi karena aman dipakai, tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Bila mikoriza tertentu telah berkembang dengan baik di suatu tanah, maka manfaatnya akan diperoleh untuk selamanya. Mikoriza juga membantu tanaman untuk beradaptasi pada pH yang rendah. Demikian pula  vigor tanaman bermikoriza yang baru dipindahkan kelapang lebih baik dari yang tanpa mikoriza
Mikoriza selain dari segi fisik dengan adanya hifa eksternal mikoriza banyak mengandung logam berat, dan daerah tambang memberikan harapan tersendiri untuk digunakan pada proyek rehabilitasi/reklamasi daerah bekas tambang. Bahkan ada mikoroza yang menginfeksi tanaman yang tumbuh di dalam air.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Cara kerja cendawan mikoriza arbuskular
Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokkam ke dalam tiga tipe :
a.          Ektomikoriza
b.         Ektendomikoriza
c.          Endomikoriza
Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel jarinagan korteks membentuk struktur seperrti pada jaringan Hartiq.
Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza yang lain. Ciri-cirinya antara lain  adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan Hartiq, hifa dapat menginfeksi dinding sel  korteks dan juga sel-sel korteknya. Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoiza tipe ini sangat terbatas.
Endomokoriza mempunyai sifat-sifat antar lain akar yang kena infeksi tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam individu sel jaringan koretks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut arbuscules (arbuskul)

2.      Manfaat cendaawan mikoriza arbuskular terhadap tanaman
CMA dapat digunakan secara efektif dalam mengurangi penggunaan pupuk buatan yang merupakan sumberdaya alam tak terbaharukan. Pertumbuhan tanaman meningkat dengan adanya CMA karena meningkatkan serapan hara, ketahanan terhadap kekeringan, produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh, perlindungan dari patogen akar dan unsur toksik. Sehingga penggunaan pupuk hayati dari CMA merupakan alternatif terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produksi hasil pertanian.

B.     Saran
            Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran masih kami harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang


Yogyakarta,  November 2012
Penyusun,
Fahrizal Noor

DAFTAR PUSTAKA

A Muawin, Heru. 2008. Faktor Lingkungan dalam Pertumbuhan Tanaman. http://herumuawin.multiply.com.

Khairul, U. 2001. Pemanfaatan bioteknologi untuk meningkatkan produksi pertanian. http://wwwrudyet.250x.com/sem/112/vkhairul.htm.

MAKALAH PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PLANING


TUGAS DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN
PLANING


DI SUSUN OLEH :

FAHRIZAL  NOOR
NIREM : 05.1.4.12.0373




SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2012
RESUME/MAKALAH
ALIRAN ENERGI DAN DAUR HIDROGEN
BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
1.      Manajemen
Stoner menyatakan bahwa : Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  
Perencanaan merupakan pola pandang menyeluruh terhadap segala pekerjaan yang harus dilakukan, merupakan landasan pokok bagi pelaksanaan fungsi-fungsi yang lain dan sebagai tuntutan bagi pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efisien dan efektif, meliputi :
  1. keputusan tentang waktu yang akan datang
  2. apa yang akan dilakukan
  3. kapan dilakukan
  4. siapa yang melakukan
  5. perencanaan merupakan proses yang tidak mempunyai penyelesaian/titik akhir, dengan maksud untuk mendapatkan pemecahan karena :
  6. ketidak pastian yang akan datang
  7. resiko waktu yang akan datang



2.      Perencanaan
Menurut Terry : Perencanaan adalah tindakan pemilihan fakta dan usaha menghubungkannya,  berdasarkan asumsi yang dibuat untuk masa yang akan datang. Dalam hal ini menggambarkan serta memformulasikan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk pencapaian tujuan tertentu.
Gorth N.Jong mengatakan perencanaan adalah suatu proses pemilihan, pengembangan dan tindakan yang paling baik/ menguntungkan untuk mencapai tujuan.
      Perencanaan yaitu suatu fungsi dimana pimpinannya berkemungkinan menggunakan pengaruh dari kewenangannya yang dapat mengubah kegiatan dan tujuan organisasi . ( Mc Farland )
Wh. Newman mengatakan perencanaan merupakan keputusan mengenai apa yang akan dikerjakan untuk waktu yang akan datang yaitu suatu rencana yang diproyeksikan dalam suatu tindakan.
Empat tahap dasar perencanaan :
Tahap 1  :  menetapkan tujuan / serangkaian tujuan
Tahap 2  :  merumuskan keadaan saat ini
Tahap 3  :  mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
Tahap 4  :  mengembangan rencana / serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.


            Berdasarkan latar belakang tersebut akan kami kaji lebih lanjut dalam makalah contoh penerapan fungsi manajemen pada yang berjudul RENCANA KERJA PT PERKEBUNA NUSANTARA III (PERSERO )

 berikut ini.

B.                 Rumusan Masalah
            Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat kami susun adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana planning PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) ?
C.                Tujuan
            Dalam rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya:
1.      Untuk mengetahui bagaimana planning PT.Perkebunan Nusantara III (PERSERO)






BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Pengertian
Menerapkan Fungsi Manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dalam aspek perusahaan
Manajemen berasal dari kata “manage” yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola.
Manajemen dapat diartikan sebagai:
a.       Manajemen sebagai suatu proses
b.      Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
c.       Menajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science)
Menurut George Robert Terry:
“manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling).
Tujuan manajemen:
a.       Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
b.      Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output.

Manajemen dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan:
Top management, Mis: direksi, presiden perusahaan,dll
Middle management, Mis: kepala bagian, kepala divisi,dll
Low management, Mis: mandor, kepala seksi, dll
Fungsi Manajemen:
a.       Perencanaan (planning)
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan:
1)      Insight: kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan.
2)      Forsight: kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan.
3)      Studi eksploratif: kemampuan untuk melihat segala sesuau secara keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada.
4)      Doorsight: kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan.

b.      Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu:
1)      Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi perusahaan
2)      Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan

2.      RENCANA KERJA PT PERKEBUNA NUSANTARA III (PERSERO )
Kantor direksi : Jl. Sei .Batang hari No.2 Medan 20122 Kotak Pos 91, Propinsi Sumatra Utara, Indonesia.
Rencana Kerja
STRATEGI BUDIDAYA KELAPA SAWIT
a.      Jangka Panjang :
Penggunaan kecambah dengan beberapa sumber penghasil kecambah terbaik seperti  PPKS, SOCFINDO, LONSUM yang mempunyai Produktivitas tinggi, laju pertumbuhan tinggi lambat, tahan terhadap serangan ekologi.
Melaksanakan peremajaan tanaman tua dengan pola percepatan untuk mendapatkan komposisi tanaman yang ideal.
Melaksanakan seleksi bibit secara ketat untuk mendapatkan bibit yang terbaik dengan masa TBM yang lebih singkat.
Peremajaan dilaksanakan dengan standar kultur teknis terbaik, sehingga dapat memberikan potensi produksi maksimal pada usia produktif tanaman :
1)      Menggunakan penutup tanah Mucuna, sp dengan standar P.1.
2)      Membuat lobang tanam dengan Holedigger.
3)      Melaksanakan konservasi tanaman seperti Tapak Kuda, Teras Mekanis, Drainase.
b.      Jangka Pendek  :
1)      Melaksanakan pemupukan dengan pupuk majemuk sesuai kebutuhan tanaman dengan prinsip 4 T (tepat waktu, tepat dosis, tepat applikasi, tepat jenis).
2)      Menertibkan pelaksanaan panen sesuai dengan Instruksi Kerja, sehigga diperoleh kwantitas dan kualitas produksi yang terbaik.
3)      Meningkatkan keterampilan pemanen dengan melaksanakan pelatihan Kav School).
4)      Menambah pemanen sesuai kebutuhan.
5)      Memenuhi alat panen dan perbaikan infrastruktur yang mendukung proses panen.
6)      Melaksanakan kerjasama dengan Pusat Penelitian PPKS untuk mengadopsi tehnologi dan pengawalan produksi.
7)      Melaksanakan kastrasi untuk merangsang pertumbuhan generatif.
8)      Melaksanakan pollination di areal yang memerlukannya.

STRATEGI PENGADAAN BARANG
Untuk periode tahun 2008, Bagian Pengadaan telah menetapkan visi, misi, sasaran dan strategi yang diharapkan dapat menjadi pedoman untuk memperoleh peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam proses pengadaan barang yang diuraikan sbb. :
a.   VISI
Menjadikan Bagian Pengadaan sebagai sarana pelayanan untuk memenuhi semua barang/bahan yang dibutuhkan Perusahaan secara tepat waktu, tepat mutu, tepat pemasok dengan harga yang wajar dan kompetitif.
b.   MISI
Mengembangkan system dan prosedur pengadaan barang untuk mendukung upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengadaan barang/bahan sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dan membina hubungan baik dengan Rekanan yang telah terdaftar dalam Daftar Rekanan Mampu dan Terpilih.
c.   SASARAN
Memenuhi permintaan barang/bahan dari Bagian/Kebun/Unit secara tepat waktu, tepat mutu, tepat pemasok dengan harga yang wajar dan kompetitif.
d.   STRATEGI
Dalam usaha menerapkan Visi dan  Misi tersebut, untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan Bagian Pengadaan telah menyusun Strategi yang diuraikan sebagai berikut :
1)      Melakukan efisiensi pengadaan barang melalui pemeriksaan kebutuhan fisik dan koreksi harga terhadap barang/bahan yang diminta oleh Bagian/Kebun/Unit.
2)      Melakukan negosiasi harga dengan Rekanan yang telah ditetapkan untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan barang dalam upaya memperoleh harga yang paling menguntungkan bagi Perusahaan.
3)      Meningkatkan survey pasar untuk mendukung kebijakan penetapan harga.
4)      Menghindari system monopoli dalam pengadaan barang untuk memperoleh harga dan mutu barang yang bersaing.
5)      Menetapkan standarisasi barang teknik dan bahan kimia serta substitusinya.
6)      Melakukan pembelian langsung kepada produsen barang-barang kebutuhan Perusahaan untuk memperoleh harga pembelian yang lebih murah dan mutu barang yang lebih baik.
7)      Melakukan kontrak jangka pajang (Long Term Contract) untuk pengadaan barang yang bersifat rutin dan tidak mengalami peribahan spesifikasi teknis, khususnya Amonia Gas dan BBM.
STRATEGI PEMASARAN
1.      Seluruh produk dipasarkan oleh Kantor Pemasaran Bersama dengan Sistem Penjualan yang fleksibel. Untuk mendapat harga yang optimal dilaksanakan dengan cara :
a.       Tender
b.      Bid/Offer.
c.       LTC (Long Term Contract).
2.      Menerapkan Paradigma bahwa ”Kepuasan Pelanggan menjadi perioritas utama untuk memenangkan persaingan”.
3.      Menjaga konsistensi mutu dan mempertahankan ISO 9002 & 14000.
4.      Fleksibel dalam memenuhi perubahan pasar, baik perubahan produk, mutu maupun kemasan.
5.      Mampu bersaing secara kualitas dan kuantitas.
6.      Memperluas jaringan pemasaran lokal dan internasional dengan segmentasi pada pembeli perusahaan besar yang reputasinya baik dan memposisikan produk dengan delivery on time serta tepat mutu.
7.      Mengoptimalkan Turn Over Persediaan produksi.
8.      Meningkatkan Promosi dan Service
PROGRAM RISET PERUSAHAAN
Sebagai perusahaan yang sedang mengembangkan bisnisnya, maka PT. Perkebunan Nusantara III memprogramkan untuk melakukan riset terapan yaitu riset lanjutan dalam penerapan hasil suatu riset dasar atau hasil inovasi, sehingga dapat diaplikasikan dalam skala bisnis yang lebih besar dan menguntungkan. Untuk kegiatan tersebut PT. Perkebunan Nusantara III menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga riset dan Universitas seperti Balai Bioteknologi Bogor, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Balai Penelitian Karet, Universitas Sumatera Utara, IPB dan ITB. Kegiatan yang sedang dirintis pada saat ini adalah penyediaan batang bawah untuk tanaman karet dengan cara micro cutting, extraksi carotene dari CPO, optimalisasi pupuk kompos dan lain-lain.
PROGRAM RENCANA KERJA JANGKA PANJANG
1.      Program-Program Perusahaan
a.       Pengembangan areal baru
b.      Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Industri Sei Mangkei
c.       Pembangunan dan Pengembangan Industri Hilir Berbasis Sawit
d.      Penyediaan ”Company Bank Data/Data Warehouse” melalui fasilitas Teknologi Informasi sebagai Company Business Intelligence
e.       Penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan
f.       Penyusunan Blueprint/Master Plan Perusahaan

2.      Periode Kerja dan Tahun Awal & Akhir Kerja
a.       Rencana Jangka Panjang periode 2009-2013
b.      Company Bank Data/Data Warehouse :
1)      Evaluasi Kinerja Perusahaan Periode 2003-2007
2)      Proyeksi dan peluang bisnis yang relevan dengan perkembangan bisnis perusahaan periode 2009-2013
c.       Blueprint/Master Plan Periode 2014-2025
3.      Detil Penjelasan
Rencana Jangka Panjang Perusahaan
a.       Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama periode 1-5 tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada/yang mungkin timbul
b.      Mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program kerja, dan kegiatan yang realistis, serta mengantisipasi masa depan yang diinginkan dan yang akan dicapai.
Company Bank Data/Data Warehouse dalam mengatur Sumber Data Perusahaan meliputi :
1.      Independensi data, yaitu pemisahan data dari program-program aplikasi
2.      Konsistensi data
3.      Entry data dan penyimpanan dalam batasan waktu yang telah ditentukan
4.      Integrasi data, yaitu konsolidasi data dalam satu tempat penyimpanan (respository)
5.      Kepemilikan data bersama
6.      Manajemen data terpusat
7.      Penyederhanaan manajemen dan akses data
Blueprint/Master Plan Perusahaan
1.      Merupakan landasan ke depan perusahaan untuk menjadikan potensi dan peluang yang dimiliki sehingga mampu berkompetisi di tengah persaingan yang ketat dan sangat dinamis
2.      Merupakan sebuah pijakan yang harus dimiliki oleh perusahaan agar jelas dan terarah. Jadi akan dibawa kemana potensi dan peluang yang dimiliki perusahaan untuk dikembangkan
3.      Perusahaan akan mampu menganalisis potret potensi dan peluang yang dimiliki berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap kondisi internal/eksternal yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan di masa yang akan datang
Target yang ingin dicapai
Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata-kelola bisnis terbaik.
KERJASAMA DENGAN PIHAK EKSTERNAL
Pada saat ini PT. Perkebunan Nusantara III melakukan kerjasama dengan pihak luar dalam rangka bersinergi untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki perusahaan.
Beberapa kegiatan yang sudah berjalan, sedang dalam proses maupun dalam tahap persiapan, antara lain :
SUDAH BERJALAN
DALAM PROSES
TAHAP PERSIAPAN
Pabrik Pengolahan Kayu Karet
Pabrik Bubur Kayu Sawit
Project CDM untuk Biogas
Pembuatan Bahan Bakar Berbentuk Pellet dari Batang
Sawit
Project
CDM untuk Pupuk Kompos
Ekstraksi
Carotene dari CPO
Kerjasama dengan USTDA dalam membuat Kajian Biodiesel
Batang Bawah Karet dengan Micro Cutting
(Visited 1,252 times, 12 visits to

BAB III
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Perencanaan merupakan pola pandang menyeluruh terhadap segala pekerjaan yang harus dilakukan, merupakan landasan pokok bagi pelaksanaan fungsi-fungsi yang lain dan sebagai tuntutan bagi pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efisien dan efektif
Planing pada TP.Perkebunan Nusantara III terdiri atas rncana jangka pendek dan rencana jangka panjang


B.     Saran
            Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran masih kami harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang


Yogyakarta,  November 2012
Penyusun,
Fahrizal Noor
NIREM : 05.1.4.12.0374





DAFTAR PUSTAKA
http://arieyoedo.blogspot.com/2011/04/perencanaan-pembangunan-perkebunan.html
http://www.bumn.go.id/ptpn3/id