Selasa, 25 September 2012

MAKALAH MEDIA PENYULUHAN SKETSA



MAKALAH
MEDIA PENYULUHAN SKETSA














KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
2012

MEDIA PENYULUHAN SKETSA
BAB I
1.    PENDAHULUAN
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya, informasi dan teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada petani sebagai pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio, media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata. Secara umum dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara yang digunakan dalam proses belajar. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting dalam memberikan pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan belajar. Dalam bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, kemampuan literasi visual sangat penting, khususnya bagi para guru, dosen, penyuluh, maupun pelatih/fasilitator lainnya karena dengan demikian mereka dapat lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan materi penyuluhan, pelajaran/pelatihannya. Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.
Selain dari pada itu media diharapkan dapat lebih mengkongkritkan apa yang dijelaskan komunikator kepada komunikan (sasaran), sehingga sasaran lebih mudah dan lebih cepat menangkap materi, apa yang dilihat sasaran akan terkesan lebih lama dibandingkan dengan didengar dan media mampu memotivasi dan mampu memusatkan perhatian.




2.  TUJUAN
Meningkatkan kompetensi para Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian dai Yogyakarta sebagai calon penyuluh dalam menyiapkan dan menggunakan media cetak maupun elektronik untuk memperjelas penyampaian materi penyuluhan.

3.  PERMASALAHAN
Mahasiswa belum memahami masing-masing jenis media penyuluhan serta memahami keunggulan dan kelemahannya, sehingga sering terjadi kesalahan dalam pemilihan  media sebagai sarana penyuluhan.

BAB II

1.  TINJAUAN PUSTAKA
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. The Association for Educational Communications Technology (AECT), menyebutkan media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan sasaran yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan ”penyuluhan” berasal dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk memberi penerang. Jadi media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas. Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat penting sebagai saluran, penyampaian pesan. Kemajuan tehnologi pertanian saat ini semakin pesat, baik tehnologi produksi maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang pertanian semakin meningkat pula. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak dapat ditawar lagi. Tehnologi dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut perlu disalurkan dengan cepat dari sumber pesan kepada sasaran, yakni petani dan keluarganya serta masyarakat pertanian lainnya. Oleh karena itu peranan media penyuluhan pertanian semakin penting. Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasan-keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran , misalnya tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi dengan meningkatkan peranan dan penggunaan media penyuluhan pertanian. Melalui media Penyuluhan Pertanian petani dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus walaupun tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi. Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi, segi proses belajar dan dari peragaan dalam proses belajar.dan dari peragaan. Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu dilakukan pemilihan. Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku petani.

2.  PEMBAHASAN
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal bisa belajar menggambar,seorang penyuluh haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian sasaran, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini langsung dibuat penyuluh.
Sketsa dibuat berdasarkan tema dan tujuan dari Penyuluhan. Untuk memudahkan mencari ide penyuluh menggunakan cara mind maping dan menuliskan semua hal yang berhubungan dengan Materi Penyuluhan. Hasil dari mind mapping disaring kembali dan divisualisasikan kedalam suatu bentuk rancangan visual, seperti tampilan karakter, tipografi, layout, warna, ilustrasi maupun format desain, secara manual. Selain dibuat manual, jenis visual seperti apa yang memadai dengan tema dan target audiens, maka rancangan visual itu juga dapat diolah melalui teknis komputerisasi.

BAB III

1.  KESIMPULAN
Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan penyuluhan, banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Penggunaan media, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.

2.  DAFTAR PUSTAKA

------------, 2012, Modul Diklat Penyuluhan Pertanian, http://www.deptan.go.id/bpsdm/stpp-magelang/ download/terampil_modul_media.pdf

------------, 2012, Media Pembelajaran, http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/ 
JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/MEDIA_PEMBEL.GEOGRAFI/Bahan_Ajar_Media_Pembelajaran.pdf

Kamis, 20 September 2012



LIMA JURUS KEMAMPUAN KELOMPOK
TANI-NELAYAN


1.  KEMAMPUAN MERENCANAKAN KEGIATAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVTAS USAHATANI  DENGAN PENERAPAN REKOMENDASI YANG TEPAT DAN MEMAN-FAATKAN SUMBERDAYA ALAM SECARA OBTIMAL.

2.  KEMAMPUAN MELAKSANAKAN DAN MENTAATI PERJA-NJIAN DENGAN PIHAK LAIN.

3.  KEMAMPUAN PEMUPUKAN MODAL DAN PEMANFAATAN PENDAPATAN SECARA RASIONAL.

4.  KEMAMPUAN MENINGKATKAN HUBUNGAN YANG MELEMBAGA ANTARA KELOMPOK TANI NELAYAN DENGAN KOPERASI/KUD.

5.    KEMAMPUAN MENERAPKAN TEKNOLOGI DAN PEMAN-FAATAN INFORMASI SERTA KERJASAMA KELO-MOK YANG DICERMINKAN OLEH TINGKAT PRODUK-TIVITAS USAHATANI OLEH ANGGOTA KELOMPOK.

Selasa, 18 September 2012

PENGARUH BAHAN ORGANIK TANAH TERHADAP TUMBUHAN


PENGARUH BAHAN ORGANIK TANAH TERHADAP TUMBUHAN
I.                        LATAR BELAKANG
Bahan organik yang berasal dari sisa tanaman mengandung bermacam- macam unsur hara yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman jika telah mengalami dekomposisi dan mineralisasi. Sisa tanaman ini memiliki kandungan  unsur hara yang berbeda kualitasnya tergantung pada tingkat kemudahan dekomposisi serta mineralisasinya. Unsur hara yang terkandung dalam sisa bahan tanaman baru bisa dimanfaatkan kembali oleh tanaman apabila telah mengalami dekomposisi dan mineralisasi.
Pemberian bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik  terhadap tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang positif apabila tempat tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat pengatur tumbuh tanaman yang memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman seperti vitamin, asam amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui dekomposisi bahan organik (Brady, 1990).
Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah mengandung karbon yang tinggi. Pengaturan jumlah karbon di dalam tanah meningkatkan produktivitas tanaman dan keberlanjutan umur tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan penggunaan hara secara efisien. Selain itu juga perlu diperhatikan bahwa ketersediaan hara bagi tanaman tergantung pada tipe bahan yang termineralisasi dan hubungan antara karbon dan nutrisi lain (misalnya rasio antara C/N, C/P, dan C/S) (Delgado dan Follet, 2002).
1)            Definisi Bahan Organik
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.
2)            Sumber Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah dapat berasal dari:
a.       Sumber primer, yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa: (a) daun, (b) ranting dan cabang, (c) batang, (d) buah, dan (e) akar.
b.      Sumber sekunder, yaitu: jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan mikrofauna.
c.       Sumber lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk kandang, (b) pupuk hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk hayati.
d.      Humus
Humus dapat didefinisikan sebagai senyawa kompleks asal jaringan organik tanaman (flora) dan atau fauna yang telah dimodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang bersifat agak resisten terhadap pelapukan, berwarna coklat, amorfus (tanpa bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.
Ciri-Ciri Humus
Beberapa ciri dari humus tanah sebagai berikut:
1)            bersifat koloidal (ukuran kurang dari 1 mikrometer), karena ukuran yang kecil menjadikan humus koloid ini memiliki luas permukaan persatuan bobot lebih tinggi, sehingga daya jerap tinggi melebihi liat. KTK koloid organik ini sebesar 150 s/d 300 me/100 g yang lebih tinggi daripada KTK liat yaitu 8 s/d 100 me/100g. Humus memiliki daya jerap terhadap air sebesar 80% s/d 90% dan ini jauh lebih tinggi daripada liat yang hanya 15% s/d 20%. Humus memiliki gugus fungsional karboksil dan fenolik yang lebih banyak.
2)             daya kohesi dan plastisitas rendah, sehingga mengurangi sifat lekat tanah dan membantu granulasi aggregat tanah.
3)            Tersusun dari lignin, poliuronida, dan protein kasar.
4)            berwarna coklat kehitaman, sehingga dapat menyebabkan warna tanah menjadi gelap.

Penggunaan bahan organik telah terbukti banyak meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian Duong et al. (2006) yang memberikan kompos berupa jerami pada tanaman padi sudah memberikan pengaruh setelah 30 hari diaplikasikan. Selain itu, juga ditemukan dampak positif lain seperti meningkatkan ketersediaan makro dan mikronutrien bagi tanaman (Aguilar et al., 1997)


II.                        TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk menyelesaikan tugas individu mata kuliah Tanah dan Pemupukan
2.      Memberikan informasi dasar mengenai pengaruh bahan organik terhadap tumbuhan
3.      Memberikan informasi dasar cara mengembangkan bahan organik
4.      Sebagai acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya
III.                        INTI
Mikro organisme lokan atau MOL
1.      MOL sabut kelapa
Mol sabut kelapa sangat kaya akan kandungan K, berikut ini tahapan cara pembuatan nya :
a.       Bahan-bahan :
1)        Sabut kelapa
2)        Air bersih

b.      Cara pembuatan :
1)        Masukkan sabut kelapa kedalam drum, jangan sampai penuh
2)        Masukkan air sampai semua sabut kepala rendam air.
3)        Drum ditutup dan biarkan selama dua minggu.
4)        Air yang sudah berwarna coklat kehitaman digunakan sebagai MOL.
c.       Pemakaian
MOL bisa disiramkan atau disemprotkan ketanaman.
2.      Mol batang pisang
Mol batang pisang sangat kaya akan kandungan P, berikut ini tahapan cara pembuatan nya :
a.       Bahan-bahan :
1)        5 kg batang pisang
2)        1 kg gula merah
3)        10 liter air beras

b.      Cara pembuatan :
Cacah batang pisang kemudian tumbuk. Campurkan gula merah yang telah diiris kedalam air beras. Campur dengan tumbukan batang pisang, aduk kemudian permentasi 14-21 hari
c.       Pemakaian
Sebelum digunakan, saring MOL batang pisang kemudian larutkan MOL kedalam air dengan perbandingan 4 : 17, aduk, semprotkan pada tanaman.

3.      MOL akar kacang tanah
Mol akar kacang tanah sangat kaya akan kandungan N, berikut ini tahapan cara pembuatan nya :
a.       Bahan-bahan :
1)        5 kg akar kacang tanah
2)        MOL lokal buatan sendiri
3)        5 kg rumput marenggo, bandotan, daun bamboo kering, daun salam, daun sirsak
4)        30 liter air kelapa
5)        1 kg air gula
6)        Urine sapi

b.      Cara pembuatan :
1)        Masukkan semua bahan kedalam tong, tutup rapat dengan plastic.
2)        Biarkan selama 2-3 minggu.
3)        Setelah 2-3 minggu, pupuk disaring sampai bersih, dan siap dipakai.
c.       Pemakaian
Penggunaan setiap 1 liter pupuk cair dicampur dengan 15-20 liter air.